Wednesday 19 March 2014

Sebuah Ungkapan Syukur

Tak ada kata lain yang harus saya tulis selain syukur. Ya, saat ini saya sedang merenung dan menyadari betapa saya harus bersyukur atas kehidupan ini. Betapa tidak? Saya diberkahi Tuhan kesehatan badan dan jiwa, dukungan keluarga dan sahabat yang luar biasa, bakat dan talenta, serta kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Puji syukur, selama ini saya belum pernah merasa hidup berkekurangan. Meskipun ada saat-saat dimana kedua orang tua saya mengeluh dan sempat harus meminjam sana-sini, namun saya tetap bersyukur karena Tuhan selalu mencukupkan segalanya.

Orang bilang kita harus melihat ke bawah, bukan ke atas. Saya kira itu ada benarnya. Jika kita selalu melihat ke atas, kita tidak akan pernah merasa puas dan selalu menginginkan yang lebih. Tetapi bila kita melihat ke bawah, kita akan belajar bersyukur. Seperti yang saya renungkan saat ini. Ketika saya melihat teman atau saudara yang memiliki nasib kurang beruntung, saya belajar bersyukur bahwa saya diberi kesempatan yang lebih baik dari mereka. Saya juga belajar untuk berempati dan mendoakan mereka, karena saya percaya roda kehidupan berputar, dan ketidakberuntungan itu dapat terjadi pada siapa saja, termasuk saya. Oleh karenanya, setiap kali saya mengalami kesulitan, yang kadang membuat saya mengeluh dan merasa tidak adil, saya teringat mereka yang lebih susah dan menderita dibandingkan saya. Dengan demikian, saya lagi-lagi belajar menerima keadaan namun tetap berusaha yang terbaik sembari berdoa mohon kekuatan pada Tuhan, tentunya dengan penuh rasa syukur.

Saya percaya kesulitan itu ada, sebagai bentuk ujian, dan bentuk pengharapan kita pada Sang Pencipta. Maka, dalam keadaan apapun saya belajar bersyukur, termasuk saat mendapatkan kesulitan. Karena itulah tanda kita masih hidup, masih sehat dan kuat, dan masih mampu berusaha untuk menyelesaikan tantangan kehidupan itu.

No comments:

Post a Comment