Tuesday 18 March 2014

Mengalah Bukan Berarti Kalah

"Jadi kakak itu harus mengalah". Sudah berulang kali saya mendengar kalimat itu dari kedua orang tua saya setiap kali saya beradu mulut dengan adik. Saya dan adik yang terpaut jarak 4 tahun, memang cukup sering berselisih paham. Apalagi kami berdua sama-sama perempuan yang memiliki sifat keras kepala dan tidak mau mengalah. Kalau pertengkaran kami mulai sengit, pasti saya sebagai kakak yang disuruh mengalah dan tak jarang diomeli karena tidak bisa bersikap dewasa. Saya sendiri seringkali protes karena merasa diri saya tidak salah. Namun, karena volume suara kami berdua sudah mencapai oktaf tertinggi, biasanya orang tua kami yang akan memotong argumen kami dan memarahi kami berdua tanpa peduli siapa yang salah.

Akhirnya saya sadar bahwa mengalah bukan berarti saya kalah. Dengan usia yang semakin dewasa dan matang, saya sadar bertengkar itu tidak ada gunanya. Faktanya, itu hanya membuat kedua orang tua saya ikut marah dan sedih. Saya sendiri juga sudah capai bertengkar dan ingin mendapatkan suasana damai. Alhasil, akhir-akhir ini jika adik saya mulai mengeluarkan nada tinggi, saya hanya menjawab sekenanya dan memilih masuk ke kamar untuk menghindari pertengkaran. Seringkali saya hanya diam dan tersenyum balik. Nampaknya usaha itu berhasil, karena belakangan ini hubungan saya dan adik makin romantis hehehehe....

Semoga saja, perlahan tapi pasti, kami berdua bisa menjadi kakak beradik yang kompak dan saling mendukung. Bagaimanapun juga adik saya adalah satu-satunya saudara yang saya miliki. Saya juga berharap agar apapun yang terjadi di antara kami saat dewasa nanti, kami tetap akan menjalin hubungan baik, dan selalu ada di sisi satu sama lain kapanpun dibutuhkan.

No comments:

Post a Comment